Sabtu, 22 Juni 2013

Bersyukur Tidak Mengenal Waktu

Bersyukur itu tidak mengenal waktu. Dimana, kapan dan bagaimana keadaan harus selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh yang maha kuasa. Dengan itu kita akan selalu mengingat dari mana asal kita di ciptakan dan patut untuk selalu menebarkan rasa syukur dalam kehidupan. Tidak pantas bagi seorang manusia untuk melarikan diri setelah mendapatkan karunia berupa kehidupan, kesehatan atau pun rezeki. Seharusnya merespon dengan fadeback pada Tuhan karena DIA-lah yang memberi segalanya. Bukan begitu kawan-kawan. Mungkin banyak yang mengalami ketidak bahagiaan, padahal telah diberi kemakmuran di dunia. Rasa kurang puas dan haus akan harta dunia selalu memenuhi pikiran. Hebatnya lagi kesembongan timbul dari segala yang dipunya. Namun, ingat yang lebih baik itu ada. Seperti di atas langit masih ada langit. Di atas awan masih ada awan. Di kehidupan ini masih ada kehidupan lain. Itu lah kentayaan yang seharusnya tidak pantas untuk menjadi sombong. Kesombongan akan semakin membuat kehidupan kian susah. Tidak disukai manusia lain dan tentunya Allah. Kalau tidak percaya silahkan anda sombong :p . pasti dibenci banyak orang. Hahaha…… Syukur itu adalah tanda bahagia karena pemberian Allah yang telah kita dapat. Bukan tanda kita menadi rendah tetapi menjadi manusia yang tau terima kasih pada Tuhan-Nya. :p
"KATA-KATA HIKMAH" ♠ 10 kunci sukses membina rumah tangga ♠ 1. Jangan melihat ke belakang terutama dengan membandingkan dengan masa lalu. Hidup adalah kenyataan hari ini dan bukan di masa lalu. 2. Berpikir objektif dan positif Jangan pernah su'udz zhan, dan berburuk sangka. Sikapi masalah dgn bijak dan penuh hikmah. 3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. 4. Saling percaya Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa. 5. Memenuhi Kebutuhan Seksual Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua. 6. Hindari pihak ketiga Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. 7. Menjaga romantisme Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini. Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran. 8. Adakan selalu komunikasi Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga. 9. Saling memuji dan memperhatikan Pasangan Anda perlu untuk dihargai. Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada pasangan. 10. Sertakan sakralitas dalam rumah tangga Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Karena itu, jagalah kesakralannya. Semoga kita termasuk keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Amiin

Kamis, 19 November 2009

Kapan Manusia Sadar?

Kapan Manusia Sadar?


Akhir akhir ini semakin banyak cobaan bagi kita umat manusia, mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, wabah demam berdarah. Bahkan binatang ternaknya dan tanaman bagi kebutuhan hidup juga terkena musibah seperti adanya flu burung tak sedikit kerugian penduduk akibatnya, penyakit mulut dan kuku sapi serta banyaknya sawah ladang kerendam banjir yang kesemuanya dapat pula menyengsarakan kita.
Kesemuanya itu merupakan cobaan bagi kita, apakah akan kembali kepada Allah atau semakin kufur menanti ujian yang lebih dahsyat lagi seperti ditimpakan pada umat umat terdahulu. Bila manusia sebagai ciptaan Allah belum juga sadar bahkan membelakangi Penciptanya tunggu sajalah laknat-Nya.
Jika kita amati kehidupan sebagai besar umat termasuk yang telah beriman kepada Allah, mereka sudah tidak mengindahkan lagi aturan agamnya. Mereka berbuat semaunya merusak hutan, menggali lokasi tambang, penggalian pasir darat dan laut, mendirikan bangunan menyumbat aliran sungai yang akhirnya menimbulkan mudhorat seperti dikemukakan diatas. Tuhan mengingatkan agar tidak merusak di muka bumi, tapi nyatanya
Untuk itu ke depan, marilah kita berfikir yang lebih sehat untuk tidak berbuat keliru yang akibatnya tidak saja kita sekarang yang merasakan akibatnya, akan tetapi juga kelak anak cucu kita termasuk fauna dan flora yang meruapakan kebutuhan kita dicipatakan Allah. (ai).

Selasa, 17 November 2009

selamat datang di blog aku

jakarta 17 november 2009

tak ada yang dapat kutuliskan banyak disini , untuk memulainya .mungkin dilain waktu bila aku ada ide ide baru.

terimakasih

Kamis, 20 Agustus 2009

Si Pelit by Aesop

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.